Sambaranews, Tenggarong – Berlokasi di Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Desa Kedang Ipil berperan sebagai penjaga warisan budaya tak benda yang bersejarah. Desa ini dikenal dengan warisan budaya tak benda yang telah disertifikasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, seperti Belian Namang, Nutuk Beham, dan Muang, yang menegaskan kekayaan tradisi yang dimilikinya.
Dengan potensi besar yang ada, Kepala Adat Kedang Ipil, Sartin, menyuarakan keinginannya agar pemerintah mengakui desanya sebagai desa masyarakat hukum adat.
“Kami berharap pemerintah dapat menyetujui permohonan kami, sehingga kami dapat melestarikan hutan adat kami,” ucap Sartin setelah pembukaan Festival Budaya Kutai Adat Lawas Nutuk Beham.
Namun, tantangan muncul dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola pikir generasi muda, yang cenderung menjauh dari nilai-nilai tradisi. Sartin menekankan pentingnya regenerasi dalam melestarikan budaya tak benda.
“Kami ingin memastikan bahwa tradisi yang ada dapat terus dilestarikan oleh generasi muda,” tambahnya.
Sejalan dengan aspirasi tersebut, Kepala Desa Kuspawansyah juga berharap pemerintah dapat mengakui kekayaan budaya tradisional desanya melalui penerbitan SK Bupati.
“Kami ingin Kedang Ipil diakui sebagai masyarakat hukum adat, yang memungkinkan kami untuk menjaga tradisi dan keadilan lokal,” ujarnya.
Upaya ini telah menarik perhatian pengamat budaya, termasuk Awang M Rifani, anggota Panitia Masyarakat Hukum Adat Kukar, yang telah meninjau dan menilai potensi Desa Kedang Ipil.
“Berdasarkan pengamatan kami, desa ini memiliki potensi yang kuat untuk diakui sebagai masyarakat hukum adat. Kami akan memulai proses untuk mendapatkan SK Bupati yang diperlukan,” tutup Rifani.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Desa Kedang Ipil berupaya keras untuk tidak hanya mempertahankan tetapi juga mengembangkan warisan budaya mereka di tengah gelombang modernisasi yang tak terelakkan. *(*)
(Adv/Kominfo Kukar)