
Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman.
Sambaranews.com | BALIKPAPAN – Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman, menegaskan dukungan penuh terhadap rencana pemanfaatan Sungai Mahakam sebagai sumber air baku bagi warga Kota Balikpapan. Inisiatif ini diprakarsai oleh Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM Balikpapan dan ditargetkan mulai terealisasi pada 2026.
“Wacana ini sudah ada sejak 2025 dan sekarang sedang diakselerasi oleh PDAM. Kami di Komisi II tentu memberikan dukungan penuh, karena ini menyangkut kebutuhan dasar masyarakat dan berkaitan langsung dengan anggaran dan pembiayaan,” ujar Taufik saat diwawancarai wartawan, Senin (21/7/2025).
Ia menyampaikan bahwa PDAM kini tengah mengajukan proposal pendanaan kepada pemerintah pusat, termasuk melalui Kementerian Dalam Negeri. Selain Sungai Mahakam, upaya juga dilakukan untuk memanfaatkan sumber air alternatif lain seperti Waduk Sepaku Semoi yang berada di kawasan IKN.
Taufik menilai langkah PDAM ini sangat strategis dalam menjawab kebutuhan pokok masyarakat. “Kalau bicara anggaran, memang sangat besar. Tapi lebih baik kita mengeluarkan biaya besar untuk sesuatu yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat, seperti air bersih. Air adalah kebutuhan pokok,” tegasnya.
Menurutnya, penyediaan air bersih lebih penting ketimbang proyek infrastruktur lain yang belum tentu berdampak langsung kepada warga. “Lebih baik kita tidak makan daripada tidak minum. Artinya, air itu vital,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, PDAM juga telah memulai program percepatan seperti pemasangan sambungan baru untuk warga yang telah lama menunggu. Hal ini menjadi bagian dari perputaran ekonomi dan layanan air bersih yang terus diperluas.
Namun, Taufik juga mencatat tantangan pembiayaan yang masih menjadi kendala utama. “Kalau hanya mengandalkan pembayaran dari masyarakat, tentu tidak cukup. Maka kita berharap dividen dari PDAM nantinya bisa masuk ke kas pemerintah kota,” jelasnya.
Terkait eksplorasi sumber air baru, ia menyebut bahwa pihaknya terus mendampingi PDAM. Beberapa lokasi yang telah disurvei ternyata belum memenuhi kapasitas ideal, termasuk di kawasan KKT.
Meskipun demikian, ia tetap mengapresiasi langkah dan inovasi PDAM, termasuk penyediaan sambungan baru meskipun warga hanya membayar biaya minimal. “Ini bentuk komitmen PDAM memenuhi kebutuhan masyarakat. Tinggal kita menunggu hasilnya dan tentu saja, campur tangan dari Yang Maha Kuasa dalam hal ketersediaan air,” tutup Taufik. (ADV/DPRD Balikpapan)