
Kepala Desa Lamin Pulut, Antonius Wang Ngau.
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah, masih ada desa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang belum tersentuh fasilitas dasar. Salah satunya adalah Desa Lamin Pulut, Kecamatan Kenohan, yang bahkan belum menikmati aliran listrik meski telah berdiri lebih dari satu abad.
Kepala Desa Lamin Pulut, Antonius Wang Ngau, mengungkapkan bahwa ketiadaan listrik menjadi persoalan utama yang sudah lama dikeluhkan masyarakat. Ia mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan dengan menyampaikan aspirasi ke pemerintah daerah hingga pusat, namun belum ada hasil nyata.
“Sudah lebih dari satu abad desa kami berdiri, tapi belum pernah merasakan listrik PLN. Ini menjadi kebutuhan mendesak bagi warga,” ujar Antonius saat dihubungi via telepon pada Senin (19/5/2025).
Selain listrik, persoalan lain yang juga menghimpit kehidupan warga adalah akses jalan yang rusak parah. Dari total sekitar 8,7 kilometer jalan utama, baru sekitar 700 meter yang telah disemenisasi melalui program pemerintah, sementara sisanya masih berupa jalan tanah yang sulit dilalui, terutama saat musim hujan.
“Kondisi jalan sangat memprihatinkan. Kalau hujan, jalan becek dan terputus. Ini sangat menyulitkan warga, terutama untuk distribusi hasil kebun,” katanya.
Tak hanya listrik dan jalan, warga Lamin Pulut juga belum merasakan kemudahan konektivitas digital. Ketiadaan jaringan internet membuat aktivitas belajar mengajar serta pelayanan administrasi desa terganggu. Menurut Antonius, sekolah dan kantor desa kerap kesulitan menjalankan kegiatan harian karena tidak adanya sinyal.
“Padahal sekarang serba online, tapi kami di sini masih harus berjuang hanya untuk sekadar mendapatkan jaringan,” keluhnya.
Ia berharap tahun ini menjadi titik balik bagi desanya, dengan masuknya listrik PLN serta pembangunan akses jalan yang lebih memadai. Harapan serupa juga ia tujukan bagi desa tetangga seperti Lamin Trian yang menghadapi permasalahan serupa.
Lebih lanjut, Antonius menyoroti pentingnya membuka akses jalan menuju Kutai Barat (Kubar) yang secara geografis lebih dekat dibandingkan jalur konvensional. Ia menyebut, pembukaan akses ini akan sangat membantu warga dalam menjual hasil perkebunan mereka.
“Kalau jalan ke Kubar dibuka, warga lebih mudah menjual hasil pertanian dan berkebun. Saat ini, banyak yang terhambat karena akses sangat terbatas,” ungkapnya.
Selama tiga tahun menjabat sebagai kepala desa, Antonius terus memperjuangkan pengembangan desa. Ia menilai, pembangunan infrastruktur dasar adalah kunci agar Lamin Pulut bisa mengejar ketertinggalan dari desa lain di Kukar.
“Kami tidak menuntut berlebihan, tapi kami ingin merasakan kemerdekaan yang sama: ada listrik, jalan yang layak, dan internet untuk belajar dan bekerja,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo Kukar)