
Tersangka DH (22) dan Brang Bukti. *(ist)
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Seorang pemuda berinisial DH (22), warga Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, harus berurusan dengan Team Alligator Unit Opsnal Satreskrim Polres Kutai Kartanegara (Kukar) setelah kedapatan membawa sebilah senjata tajam (sajam) jenis badik. Pemuda tersebut diamankan dalam patroli yang dilakukan oleh tim kepolisian di kawasan Turapan Tenggarong pada Minggu (16/2/2025) malam sekitar pukul 23.45 WITA.
Kapolres Kukar AKBP Dodi Surya Putra, melalui Kasat Reskrim AKP Ecky Widi Prawira, mengungkapkan bahwa kejadian ini bermula saat Team Alligator tengah melakukan patroli di sekitar Tenggarong guna mengantisipasi tindakan kriminalitas di waktu rawan. Patroli tersebut dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim dan Kanit Opsnal IPDA Firmansyah Alvian R.
“Saat patroli, kami melihat sekelompok pemuda sedang berkumpul di depan SPBU Timbau, Turapan Tenggarong. Mereka tampak mencurigakan, sehingga kami langsung mendatangi mereka untuk melakukan pemeriksaan,” terang AKP Ecky pada Senin (17/2/2025) pagi.
Ketika dilakukan penggeledahan, polisi menemukan para pemuda tersebut sedang mengonsumsi minuman keras (miras) jenis Anggur Merah. Namun, bukan hanya itu, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, salah satu pemuda bernama DH ternyata membawa sebilah badik.
Saat diinterogasi, DH mengakui bahwa badik tersebut adalah miliknya dan ia berniat untuk menjualnya kepada seorang temannya berinisial RT (22), warga Desa Jembayan. RT kebetulan juga sedang berada di lokasi yang sama dan diduga telah siap untuk melakukan transaksi jual beli senjata tajam tersebut.
“Dari pengakuan pelaku, ia memang berniat menjual badik ini kepada RT dengan harga Rp 800 ribu karena sedang membutuhkan uang,” jelas AKP Ecky.
Lebih lanjut, DH mengklaim bahwa badik tersebut merupakan warisan dari kakeknya dan sudah lama ia simpan. Namun, karena alasan ekonomi, ia akhirnya berencana untuk menjualnya.
Setelah mendapatkan pengakuan dari DH, pihak kepolisian langsung mengamankan DH beserta barang bukti senjata tajam tersebut ke Mapolres Kukar untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, RT yang diduga akan membeli badik tersebut juga ikut diamankan sebagai saksi dalam kasus ini.
DH kini dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 yang mengatur tentang kepemilikan senjata tajam tanpa izin. Ia terancam hukuman pidana kurungan maksimal 12 tahun.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dan tidak membawa atau memiliki senjata tajam tanpa izin, kecuali untuk kepentingan yang diperbolehkan oleh hukum. Selain itu, kepolisian juga akan terus melakukan patroli rutin guna menekan angka kriminalitas di wilayah Tenggarong dan sekitarnya.
“Kami mengingatkan masyarakat bahwa kepemilikan senjata tajam tanpa izin merupakan pelanggaran hukum. Jangan sampai berniat menyimpannya, apalagi menjualnya, karena konsekuensinya sangat berat,” pungkas AKP Ecky. (ari/nr)