
Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Reskoba) Polres Kukar, AKP Suyoko.
sambaranews.com, Kutai Kartanegara – Peredaran narkoba di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) masih menjadi ancaman serius. Dalam kurun waktu enam bulan, dari Januari hingga Juni 2025, Polres Kukar mencatat keberhasilan mengungkap 102 kasus narkotika dengan 124 tersangka diamankan.
Hal ini diungkapkan oleh Kasat Reskoba Polres Kukar, AKP Suyoko, dalam keterangannya kepada media pada Selasa (15/7/2025). Ia mengungkapkan bahwa dari seluruh tersangka, 116 orang adalah laki-laki dan 8 lainnya perempuan. Yang memprihatinkan, sebagian besar dari mereka bukanlah pengedar profesional, melainkan pengguna yang terpaksa menjual narkoba demi menopang ekonomi.
“Motif utamanya adalah faktor ekonomi dan untung dalam pemakaian saja, mayoritas pelaku tidak memiliki pekerjaan tetap atau penghasilan memadai,” ungkap AKP Suyoko.
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa sebagian besar barang haram yang beredar di Kukar berasal dari Samarinda. Para pelaku mengandalkan sistem transaksi digital dan pengantaran tak langsung. Pembayaran dilakukan melalui aplikasi dompet digital, dan narkoba disimpan di lokasi tersembunyi yang ditentukan melalui fitur peta digital.
“Komunikasi mereka sangat rapi dan tertutup, menggunakan nomor-nomor asing serta aplikasi pesan terenkripsi,” tambah Suyoko.
Pelaku umumnya berusia produktif, antara 20 hingga 40 tahun. Tak sedikit dari mereka yang berasal dari latar belakang keluarga tak mampu. Bahkan dalam beberapa kasus, penyebaran narkoba ini dilakukan secara turun-temurun dalam keluarga.
Sabu menjadi narkotika paling dominan yang diamankan dalam berbagai operasi tersebut, dengan total 1.102,19 gram bruto. Ganja menyusul dengan jumlah 1.696,1 gram, terutama disita pada April dan Mei. Secara keseluruhan, aparat berhasil mengamankan lebih dari Rp46 juta uang tunai dari tangan para tersangka.
Menurut AKP Suyoko, bulan Maret mencatat rekor sebagai bulan dengan penyitaan sabu terbanyak, yakni 608,12 gram. Di sisi lain, April menjadi bulan dengan ganja terbanyak, dan Mei sebagai bulan paling sibuk dengan 21 kasus terungkap.
“Kami juga mendapat laporan mengenai peredaran tembakau sintetis atau sinte, namun sampai saat ini belum kami temukan langsung,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, AKP Suyoko menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menekan peredaran narkoba. Ia mendorong agar masyarakat tidak ragu melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan.
“Kami berharap kasus-kasus narkoba di Kukar semakin berkurang, bahkan jika memungkinkan bisa hilang sama sekali,” tutupnya. (vn)