
Penutupan Nutuk Beham.
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Selama empat hari penuh, masyarakat Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, larut dalam kekhidmatan dan semangat kebersamaan dalam pergelaran ritual adat Nutuk Beham yang berlangsung hingga Minggu (11/5/2025). Kegiatan ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga menjadi perekat sosial dan penegas identitas masyarakat Kutai yang semakin kuat di tengah arus modernisasi.
Ritual penutupan Nutuk Beham digelar secara meriah dan sarat makna, ditandai dengan pemukulan gong sebagai simbol penutup acara, serta penyerahan penghargaan kepada para tokoh adat dan pelestari budaya yang telah berjasa menjaga tradisi leluhur agar tetap hidup dan diwariskan lintas generasi.
Menurut tokoh adat setempat, Nutuk Beham adalah wujud harmonisasi antara manusia, alam, dan para leluhur. Ritual ini memiliki makna spiritual mendalam yang mencerminkan keseimbangan hidup dan penghormatan terhadap kekuatan-kekuatan alam. Nilai-nilai luhur inilah yang menjadi akar budaya masyarakat Kutai, dan menjadi identitas yang tak lekang oleh waktu.
Antusiasme masyarakat, terutama kalangan muda, dalam mengikuti setiap tahapan ritual menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal masih tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari warga. Dari anak-anak hingga orang tua, semua terlibat aktif dalam mempersiapkan dan menyukseskan acara ini, membuktikan bahwa kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lahir dari semangat kolektif yang tumbuh dari dalam masyarakat.
Kepala Desa Kedang Ipil menegaskan bahwa pelaksanaan Nutuk Beham adalah hasil dari gotong royong seluruh warga. Tak hanya mempererat solidaritas sosial, acara ini juga berperan sebagai media edukasi budaya yang efektif bagi generasi muda desa.
“Nutuk Beham adalah bentuk nyata gotong royong warga kami, dan sekaligus menjadi sarana mengenalkan budaya kepada anak-anak agar mereka mencintai warisan leluhur sejak dini,” jelasnya.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program Kukar Kaya Festival, sebuah rangkaian acara budaya dalam program Kukar Idaman 2021–2026 yang diinisiasi untuk memperluas promosi dan apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal, tidak hanya di tingkat daerah tetapi juga nasional.
Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, dalam keterangannya mengapresiasi peran aktif masyarakat dan pemerintah Desa Kedang Ipil dalam merawat nilai-nilai kearifan lokal. Menurutnya, memadukan unsur tradisi dan kemajuan modern secara seimbang menjadi kunci agar budaya tetap lestari namun tak tertinggal oleh zaman.
“Kita patut bangga bahwa Desa Kedang Ipil bisa memadukan nilai tradisi dan kemajuan dalam satu acara yang sangat bermakna ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar juga menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pelestarian budaya melalui kegiatan serupa di desa-desa lain. Penetapan Nutuk Beham sebagai agenda tahunan disebut menjadi inspirasi agar desa-desa lainnya turut menghidupkan kembali tradisi lokal masing-masing.
Dalam kesempatan itu, seorang pemuda desa juga menyampaikan pentingnya generasi muda untuk tidak melupakan akar budaya.
“Kami ingin budaya Kutai tetap hidup dan berkembang. Menjaga tradisi ini adalah bagian dari menjaga jati diri kami,” ujarnya penuh semangat.
Kebersamaan, semangat gotong royong, dan kekuatan identitas lokal yang tergambar dalam ritual Nutuk Beham membuktikan bahwa Desa Kedang Ipil telah menjadi contoh bagaimana pelestarian budaya bisa menjadi pondasi kokoh untuk membangun masyarakat yang kuat secara sosial dan kultural. (Adv/ Diskominfo Kukar)