
Operasi SAR Kampung Kasai.
Sambaranews.com, BERAU – Setelah melakukan pencarian intensif selama dua hari, Operasi Search and Rescue (SAR) terhadap Ayong (53), warga Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, yang hilang akibat diterkam buaya, secara resmi dihentikan pada Selasa (17/6/2025). Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil evaluasi lapangan dan koordinasi dengan pihak keluarga serta seluruh unsur yang terlibat.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, POLRI, serta potensi SAR lainnya dan masyarakat setempat telah berupaya maksimal melakukan pencarian sejak dilaporkan hilangnya korban. Namun hingga hari kedua, upaya pencarian belum membuahkan hasil.
“Berdasarkan hasil pencarian hingga hari kedua, serta hasil evaluasi bersama keluarga dan unsur di lapangan, diputuskan operasi SAR ditutup dan dilanjutkan dengan pemantauan secara mandiri oleh masyarakat setempat,” kata Sarifuddin, personel Tim Rescue Unit Siaga SAR Berau.
Sebelumnya, pencarian dilakukan dengan metode penyisiran menyusuri sungai menggunakan perahu karet milik Basarnas dan perahu klotok milik warga serta potensi SAR lainnya. Area pencarian dibagi menjadi dua sektor: penyisiran sejauh dua kilometer ke arah hulu dan dua kilometer ke arah hilir dari titik terakhir korban terlihat.
Kondisi alam menjadi tantangan utama dalam pencarian. Arus sungai yang deras serta keberadaan buaya di sekitar lokasi membuat upaya penyisiran sangat berisiko dan memperlambat pergerakan tim di lapangan. Dalam beberapa kesempatan, personel SAR harus menghentikan pencarian sementara akibat kemunculan buaya di dekat perahu pencari.
Selama dua hari pelaksanaan, operasi SAR juga dilengkapi dengan peralatan standar pencarian air, termasuk rubber boat, peralatan navigasi dan komunikasi, serta alat pelindung diri untuk menjamin keselamatan personel di lapangan.
Meski operasi resmi ditutup, pihak Basarnas menyatakan bahwa seluruh personel tetap dalam kondisi siaga apabila dalam waktu dekat muncul tanda-tanda keberadaan korban atau jika masyarakat membutuhkan dukungan lanjutan.
“Penutupan operasi bukan berarti usaha berhenti sepenuhnya. Kami tetap terbuka untuk kembali ke lapangan jika ada perkembangan signifikan yang memerlukan dukungan teknis dan personel,” jelas Sarifuddin.
Keputusan untuk menghentikan operasi SAR juga telah mendapat persetujuan penuh dari pihak keluarga korban yang turut mendampingi tim sejak hari pertama pencarian. Dengan dukungan masyarakat setempat, pemantauan akan terus dilakukan di sekitar lokasi kejadian sebagai langkah lanjutan.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang beraktivitas di kawasan perairan yang menjadi habitat buaya. Pemerintah daerah bersama aparat keamanan diminta untuk meningkatkan sosialisasi serta pengamanan di wilayah-wilayah rawan konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya buaya muara. (*)