
Banjir di Samarinda. *(ist)
Sambaranews.com, SAMARINDA – Kota Samarinda kembali dilanda banjir besar setelah hujan deras mengguyur selama beberapa hari terakhir. Ribuan rumah warga terendam, aktivitas lumpuh, dan banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda melaporkan bahwa sebanyak 3.956 rumah tergenang air, dan lebih dari 13.354 warga terdampak. Hingga Kamis (29/1/2025) siang, banjir telah melanda 108 Rukun Tetangga (RT), dengan total 418 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
“Beberapa titik sudah mulai surut sekitar 5 hingga 10 cm, tetapi banyak daerah masih terendam,” ujar Kepala BPBD Samarinda, Suwarso.
Daerah yang paling parah terkena dampak banjir meliputi Sempaja Timur, Gunung Lingai, dan Griya Mukti. Lokasi ini dikenal sebagai daerah dataran rendah dan dekat dengan bantaran sungai, sehingga rentan terhadap banjir.
“Kawasan Sempaja Timur menjadi salah satu yang paling terdampak karena berada di bantaran sungai dan daerah rawa. Begitu juga dengan Gunung Lingai dan Griya Mukti yang memang mudah tergenang air,” jelas Suwarso.
Sejumlah posko dan dapur umum telah didirikan untuk membantu warga terdampak. Berikut beberapa lokasi dapur umum yang aktif saat ini:
– Griya Mukti dan Gunung Lingai → Dapur umum berada di area terbuka
– Bengkuring → Dapur umum dan posko berada di halaman Puskesmas
– Bukuan → Dapur umum didirikan di kantor kelurahan
– Loa Janan Ilir → Masing-masing RT mendirikan dapur umum sendiri
Sementara itu, sejumlah warga memilih mengungsi ke tempat lebih aman. Di Gunung Lingai, empat KK telah mengungsi ke rumah kerabat, sedangkan di Bengkuring, 46 jiwa memilih bertahan di Masjid Al-Muhajirin dan bangunan RKM.
“Sebagian besar warga lebih memilih mengungsi ke masjid atau RKM karena lebih dekat dan mereka tetap bisa memantau rumahnya,” tambah Suwarso.
BPBD Samarinda juga telah mengerahkan bantuan transportasi untuk memudahkan mobilitas warga di kawasan terdampak. Tercatat 16 hingga 25 unit perahu telah dikerahkan di Griya Mukti dan Bengkuring, selain perahu bantuan dari Basarnas, kepolisian, dan relawan.
Meski kondisi air di beberapa wilayah mulai menunjukkan penurunan, potensi hujan ringan di daerah hilir Sungai Karang Mumus masih ada, yang bisa memperpanjang durasi genangan air.
BPBD dan tim gabungan terus memantau situasi serta menyiapkan langkah antisipasi jika curah hujan kembali meningkat dalam beberapa hari ke depan. Warga diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan tim evakuasi jika kondisi memburuk.