
Gerakan Etam Mengaji (Gema) di Kutai Kartanegara. *(adv/ist)
Sambaranews.com, TENGGARONG – Gerakan Etam Mengaji (Gema) kembali menggema di Kutai Kartanegara. Ribuan pelajar dari tingkat SD hingga SMA, bersama tokoh agama dan masyarakat umum, mengikuti kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Kantor Bupati Kukar pada Senin (17/3/2025), menjelang waktu berbuka puasa.
Dibuka langsung oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah, Gema tahun ini mengangkat tema Dengan Gema Kita Raih Berkah Ramadan Untuk Kemaslahatan Kutai Kartanegara. Momen tersebut tidak hanya menjadi ajang tilawah, tetapi juga wadah mempererat ikatan spiritual dan sosial masyarakat Kukar.
Dalam sambutannya, Edi mengajak seluruh peserta menjadikan Al-Quran sebagai pedoman utama dalam kehidupan.
“Mari kita jadikan membaca Al-Quran sebagai bagian dari kehidupan kita. Jika kita istiqomah dalam mengamalkannya, Insya Allah kita bisa melahirkan generasi Qur’ani yang membawa kemajuan bagi Kutai Kartanegara,” ucapnya.
Gema juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, Ketua MUI KH. Abdul Hanan, Ketua FKUB Al Hafidz Hanururrasyid, serta berbagai pejabat lainnya. Kehadiran mereka mempertegas dukungan pemerintah terhadap pendidikan karakter melalui pendekatan keagamaan.
Gema bukan kegiatan yang berdiri sendiri. Ia merupakan implementasi nyata dari Perda Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman Gerakan Etam Mengaji. Dalam tiga tahun terakhir, Gema diselenggarakan secara konsisten pada tanggal 17 Ramadan dan menyasar semua lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga ASN.
Bupati Edi juga menekankan pentingnya menjadikan langgar, masjid, sekolah, dan ruang publik lainnya sebagai pusat pembinaan Al-Quran, terutama bagi anak-anak.
“Kegiatan seperti ini akan terus kami dorong agar tidak hanya ramai saat Ramadan, tetapi bisa menjadi rutinitas sepanjang tahun,” tambah Edi.
Usai tilawah, peserta mengikuti buka puasa bersama yang dipimpin Ketua MUI Kukar, KH. Abdul Hanan, dilanjutkan salat Magrib berjamaah. Kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan ini menjadi simbol kuat bahwa gerakan keagamaan bisa menyatukan dan memperkuat nilai sosial masyarakat.
Gema diharapkan tidak hanya menjadi simbol semangat Ramadan, tetapi juga fondasi dalam membentuk masyarakat yang religius, damai, dan harmonis di Kukar. (ADV Diskominfo Kukar/nr)