Sambaranews, BALIKPAPAN – Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus dikebut. Saat ini proses pembangunan infrastruktur dasar juga terus dilakukan, mulai dari jalan, air hingga kelistrikan.
Termasuk yang dilakukan oleh PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) turut mengejar pembangunan sistem kelistrikan interkoneksi Kalimantan yang akan memasok listrik di IKN.
Saat ini sistem kelistrikan interkoneksi di wilayah Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah-Kalimantan Timur disokong dengan daya mampu sebesar 2.369 megawatt dan beban puncak sebesar 1.545 megawatt. Sehingga cadangan daya yang tersedia masih dapat mengakomodir kebutuhan listrik di wilayah tersebut.
Seiring kehadiran IKN, diperkirakan turut mendorong penguatan sektor pertanian hulu yang diikuti bertambah pesatnya pertumbuhan pariwisata. Dengan begitu, konektivitas kerjasama dengan Indonesia bagian Timur juga diprediksi semakin berkembang.
Kondisi ini tentunya menjadi tantangan yang patut dijawab oleh PLN melalui upaya penyediaan sistem kelistrikan zero down time atau tanpa pemadaman.
General Manager PLN UIP KLT Josua Simanungkalit menekankan, dengan keberadaan IKN Nusantara, maka keandalan sistem kelistrikan di wilayah sekitarnya harus terjaga dengan baik. Upaya menciptakan keandalan tersebut pihaknya mulai melakukan pembangunan jaringan transmisi, gardu Induk dan juga pembangkit.
Ada 6 proyek pembangunan jaringan transmisi yang membentang dari Kaltim, Kaltara hingga Kalsel. Kemudian juga penguatan gardu induk dan penambahan unit di sejumlah pembangkit.
“Langkah percepatan pembangunan perlu dilakukan, mengingat demand tenaga listrik yang terus bertambah. Dengan progres pembangunan IKN, maka sistem kelistrikan yang andal pun harus segera terealisasikan,” tegas Josua.
Adapun progress pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh PLN UIP KLT saat ini berjalan lancar.
Beberapa proyek transmisi saat ini tengah memasuki tahap konstruksi, dan secara bertahap berjalan juga kegiatan pengadaan tanah tapak tower serta pembebasan jalur ROW. Mulai dari SUTT 150kV Kariangau – GIS 4 IKN, SUTT 150kV Talisayan – Maloy, SUTT 150kV Tanjung Redeb – Talisayan, SUTT 150kV Tanjung Selor – Tidang Pale, juga SUTT 150kV Grogrot – Sei Durian dan SUTT 150kV Sei Durian – Tarjun yang merupakan looping jaringan di wilayah Selatan.
“Masing-masing pekerjaan dalam pengawasan ketat dari sisi internal dan juga eksternal. Hampir setiap hari kami lakukan check point, sebagai strategi untuk dapat menyelesaikan proyek tepat waktu, sehingga dapat segera memitigasi permasalahan yang terjadi di lapangan,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Josua, pihaknya juga secara berkala melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. Utamanya mengenai strategi dan teknis pelaksanaan pembangunan.
Ia memastikan, bahwa seluruh proyek yang dilaksanakan PLN UIP KLT turut diawasi Aparat Penegak Hukum. Kerjasama dan koordinasi ini untuk menjamin pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan aturan dan perencanaan.
Contohnya, pada pelaksanaan proyek pembangunan SUTT 150kV Kariangau – GIS 4 IKN yang menuntut PLN untuk menyediakan energi hijau andal dengan target penyelesaian tahun 2024.
“Pengawasan dari Aparat Penegak Hukum merupakan penjagaan bagi kami untuk dapat menyelesaikan tugas pembangunan proyek strategis dengan baik dan sesuai ketentuan,” pungkasnya. (*)