Sambaranews, Jakarta – Sejak tahun 2006, Susi Air telah aktif dalam mendukung distribusi dan mobilitas masyarakat di wilayah Papua. Pada 22 hari yang lalu, sayangnya, salah satu pesawat porter milik Susi Air menjadi korban pembakaran, dan sang pilot diculik oleh kelompok bersenjata yang mengidentifikasi diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Saya ingin menyampaikan Susi air telah berkiprah di Papua sejak tahun 2006. Dari 1 pesawat, 2 pesawat, sampai akhirnya ada 22 pesawat terbang di Papua,” cerita Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).
Adapun base yang telah dibangun Susi Air dari tahun 2009 sudah mencapai tersedia di Sentani, Wamena, Nabire, Timika, Manokwari, Merauke, dan ada 6 lokasi Sorong Biak.
“Rata-rata pesawat kita terbang kurang lebih dari 70-120 penerbangan setiap hari, dengan 2 jenis pesawat yaitu Caravan dan Porter,” terangnya.
Pada tahun 2012, lanjutnya, Susi Air mendapatkan kontrak perintis dari pemerintah, dengan itu Susi Air dapat terbang menerbangi rute-rute perintis, yang karena waktu itu Merpati dan maskapai lainnya sudah selesai, dan tidak melakukan penerbangan lagi. Jadi, Susi Air yang mendapatkan amanah dengan kontrak pemerintah untuk menerbangi rute-rute perintis.
Rute perintis adalah rute yang ditentukan oleh pemerintah untuk diterbangi, dan 65% ongkosnya disubsidi oleh pemerintah.
“Jadi tiketnya murah, Rp 250 ribu saja kita jual, sebagian dibayar oleh pemerintah kepada kami,” ujarnya.
Dengan rata-rata 100 flight per hari, kehadiran Susi Air tentunya sangat signifikan untuk masyarakat Papua. Menurut Susi maskapainya setiap hari mengangkut kebutuhan pokok, bahan bakar, makanan, hingga obat-obatan bagi masyarakat Papua. Tidak hanya itu, Susi Air juga membawa program-program pemerintah untuk kemajuan masyarakat Papua.
Namun, dengan adanya kejadian ini tentu mengagetkan pihak maskapai Susi Air. Untuk itu, Susi berkirim pesan ke Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Kehadiran Susi air tentunya sangat signifikan di Papua. Dan saat ini, Dengan kejadian ini tentu mengagetkan kami, menyedihkan kami, juga tidak habis pikir. Untuk saya pribadi, apa yang terjadi ini adalah hal yang sangat tidak kita harapkan, dan kita tidak habis pikir. Saya mengerti orang berjuang, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang itu bukan cara yang bijak,” pungkasnya.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/