
Ketua BEM Unikarta suarakan kebutuhan mahasiswa terhadap kepastian beasiswa saat RDP dengan DPRD Kukar, Selasa (23/9/2025).
Tenggarong, SambaraNews.com – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), Muhammad Ibnu Ridho, mendesak DPRD dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) segera menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025. Desakan itu disampaikan usai rapat dengar pendapat (RDP) di ruang Ketua DPRD Kukar, Selasa (23/9/2025), yang membahas tindak lanjut program Beasiswa Kukar Idaman.
Ibnu Ridho menilai hingga kini mahasiswa belum mendapatkan kepastian pencairan beasiswa. Menurutnya, proses penyaluran justru berbelit, padahal para penerima sangat membutuhkan dana tersebut.
“Banyak mahasiswa sangat membutuhkan anggaran yang tersisa, nilainya sekitar Rp3,4 juta per orang. Dana itu penting untuk melunasi SKS, membayar kos, dan kebutuhan hidup sehari-hari,” tegasnya.
Ia juga mengkritisi absennya Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dalam rapat sebelumnya, yang memperlambat proses pembahasan.
“Kami cukup kecewa, kalau sampai tanggal 25 September tidak ada kejelasan terkait penetapan APBD Perubahan, kami akan menggelar aksi,” ujarnya.
BEM Unikarta berharap DPRD dan eksekutif bisa bersinergi agar beasiswa segera tersalurkan. “Kami tidak ingin mahasiswa menjadi korban lambatnya prosedural. Harapannya beasiswa ini bisa segera terealisasi dengan cepat dan efisien,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menghambat jalannya pembahasan. Ia menyebut, keterlambatan terjadi karena dokumen APBD Perubahan baru diserahkan eksekutif pada pertengahan September, seharusnya sejak awal Agustus.
“DPRD sangat serius membahas anggaran ini. Kalau TAPD tidak hadir, tentu bukan salah DPRD. Semua APBD ini untuk rakyat, termasuk beasiswa mahasiswa yang memang masuk dalam APBD Perubahan 2025,” jelas Ahmad Yani.
DPRD juga memastikan program beasiswa tetap menjadi prioritas. Bahkan, Ahmad Yani membuka peluang penambahan anggaran jika masih ada mahasiswa yang belum terakomodasi.
“Kalau memang perlu ditambah dari Rp16 miliar lebih, kenapa tidak? Membantu mahasiswa sama dengan membantu masyarakat. Kami pastikan setiap rupiah kembali untuk kepentingan rakyat,” ujarnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan pentingnya mendukung mahasiswa sebagai agen perubahan. “Dunia terus berkembang, Kukar juga berkembang. Mendorong kemajuan sumber daya manusia melalui pendidikan adalah kunci pembangunan daerah,” pungkasnya.
Wartawan: Kusma
Editor: leeya