Sambaranews, Jakarta – General Motors (GM) berencana untuk mengakhiri hubungan kerja dengan sekitar 1.300 karyawannya di Michigan, Amerika Serikat, pada awal Januari 2024. Menurut laporan Reuters, produsen mobil terbesar di Amerika akan fokus pada dua pabrik untuk melaksanakan pemutusan hubungan kerja massal ini.
Pertama, 945 pekerja bakal diberhentikan di pabrik perakitan Orion. Kemudian, 350 pekerja di pabrik Lansing Grand River bakal di-PHK imbas berakhirnya produksi Chevrolet Camaro. Pabrik ini mempekerjakan sebanyak 1.400 orang.
Manajemen GM mengungkapkan pada Oktober 2023 perusahaan menunda produksi truk pikap listrik di pabrik Orion selama satu tahun, sehingga PHK berdampak pada seluruh pekerja produksi di pabrik tersebut.
CEO GM Mary Barra mengatakan penundaan tersebut memungkinkan mereka untuk melakukan perubahan teknis dan lainnya, di mana bisa membuat produksi truk lebih efisien dan murah sehingga lebih menguntungkan.
Meski memberikan ‘kado tahun baru’ berupa PHK massal, GM menjanjikan tawaran lain kepada para karyawan terdampak. Perusahaan bakal menawarkan posisi di pabrik lain kepada pekerja dengan upah per jam.
Gonjang-ganjing PHK sebenarnya tak hanya menimpa General Motors. Salah satu saingan GM, Ford, juga menghadapi masalah dengan para pekerjanya.
Ford mengatakan pada Oktober 2023 lalu bahwa perusahaan harus mengurangi satu shift pekerjaan di pabriknya yang memproduksi mobil listrik F-150 Lightning. Namun, ini diklaim hanya sementara.
Pada akhirnya, kapasitas produksi truk listrik tersebut terdampak. Ford disebut telah memberi tahu pemasoknya bahwa F-150 Lightning yang akan diproduksi pada Januari 2024 hanya 1.600 unit per minggu alias separuh dari rencana awal.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/