
Ilustrasi pasar murah. *(adv/ist)
Sambaranews.com, TENGGARONG – Dalam rangka mengendalikan inflasi dan memastikan kestabilan harga bahan pokok, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar) telah melaksanakan 70 titik pasar murah, dengan total 121 titik yang direncanakan hingga akhir 2024. Muhammad Bustani, Kepala Bidang Pemasaran Produk Dalam Negeri dan Pengendalian Barang Pokok Disperindag Kukar, mengatakan bahwa program ini merupakan langkah konkret untuk mendekatkan barang kebutuhan pokok dengan masyarakat di berbagai kecamatan.
“Kami sudah berhasil melaksanakan 70 titik pasar murah dan akan melanjutkan hingga 121 titik. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat bisa memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau,” kata Bustani. Pasar murah ini mencakup barang-barang pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan kebutuhan lainnya, yang disuplai oleh Bulog Samarinda.
Bustani menjelaskan bahwa pasar murah tidak hanya dilaksanakan di pusat kota, tetapi juga menjangkau daerah-daerah terpencil di Kukar. “Kami ingin memastikan bahwa kecamatan yang lebih sulit mengakses pasar tradisional bisa merasakan manfaat dari pasar murah ini. Sehingga mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga yang lebih terjangkau,” lanjutnya.
Respon masyarakat terhadap pasar murah ini sangat positif, dengan banyaknya antrean sebelum acara dimulai. Bustani juga mengungkapkan bahwa setiap lokasi yang diselenggarakan pasar murah selalu menghabiskan barang dalam waktu yang cepat. “Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa program ini sangat dibutuhkan. Kami berkomitmen untuk terus melanjutkan program ini hingga akhir tahun,” jelas Bustani.
Tidak hanya menurunkan harga, program ini juga berkontribusi dalam mengurangi laju inflasi di Kukar. Bustani berharap, dengan keberlanjutan pasar murah ini, daya beli masyarakat dapat meningkat, dan harga bahan pokok di pasar tradisional dapat tetap stabil. “Program ini tidak hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi,” tutup Bustani. (*)
(adv)