
Kutai Kartanegara, SambaraNews.com – Festival Wisata Kuliner Nusantara OLIO Center di Desa Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang, resmi ditutup pada Senin malam (18/8/2025). Kegiatan yang berlangsung selama delapan hari ini bukan hanya menyajikan aneka kuliner khas Nusantara, tetapi juga menjadi sarana promosi bagi pelaku UMKM lokal.
Kepala Desa Loa Lepu, Sumali, menyampaikan bahwa ide festival ini muncul dari diskusi ringan bersama para pengusaha mikro setempat. Dari obrolan itu, lahirlah gagasan untuk membuat sebuah event kuliner agar produk warga lebih dikenal.
“Di Loa Lepu ada sekitar 80 pengusaha UMKM yang selama ini aktif secara online. Kami ingin memberikan ruang bagi mereka untuk tampil juga secara offline agar lebih dikenal masyarakat. Festival ini menjadi ajang promosi sekaligus peluang memperkenalkan kuliner khas daerah,” jelas Sumali.
Festival yang dibuka sejak 11 Agustus menampilkan berbagai kuliner khas dari berbagai daerah di Indonesia. Makanan tradisional Kutai seperti roti balok menjadi daya tarik utama dan mulai diperhitungkan sebagai oleh-oleh khas. Selain kuliner, pengunjung juga disuguhi hiburan rakyat, mulai dari tari tradisional, musik klasik Kutai, hingga modern.
Pada malam penutupan, suasana semakin meriah dengan penampilan DJ Pehol yang untuk pertama kalinya tampil di Loa Lepu. “Saya kaget dengan ramainya masyarakat di sini. Harapan saya semoga acara ini terus ada tiap tahun, bahkan bisa lebih besar lagi untuk mendukung UMKM dan talenta lokal,” ujar DJ Pehol.
Festival ini juga melibatkan banyak kalangan, termasuk anak muda dan komunitas seni. Kehadiran mereka menambah variasi acara sekaligus menumbuhkan kebersamaan warga. Antusiasme pengunjung membuat Desa Loa Lepu semakin dikenal sebagai destinasi baru.
Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Awang Rifani, turut hadir dalam penutupan festival. Ia menekankan bahwa kegiatan ini murni inisiatif warga tanpa pembiayaan pemerintah. Namun, peluang dukungan terbuka di masa mendatang.
“Untuk tahun ini memang murni swadaya masyarakat. Namun ke depan, jika proposal diajukan lebih awal, tentu bisa kami fasilitasi. Apalagi kegiatan ini sejalan dengan pengembangan seni dan budaya,” katanya.
Meskipun sempat terkendala hujan di awal pelaksanaan, festival tetap berjalan lancar hingga hari terakhir. Pemerintah desa dan masyarakat berharap acara ini dapat digelar rutin setiap tahun untuk meningkatkan ekonomi warga.
Festival kuliner ini membuktikan bahwa kekuatan swadaya masyarakat mampu menciptakan kegiatan besar yang berdampak positif. UMKM desa mendapat panggung untuk menampilkan produk mereka, sementara pengunjung menikmati pengalaman kuliner sekaligus hiburan.