
Taman Tanjong.
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) terus melakukan penataan kota untuk mempercantik wajah ibu kota Tenggarong sekaligus memperkuat sektor ekonomi lokal. Salah satu upaya terbaru adalah kehadiran Taman Tanjong, sebuah ruang publik yang kini menjelma menjadi ikon baru dan destinasi favorit bagi warga maupun wisatawan.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyampaikan bahwa pembangunan ruang-ruang publik seperti Taman Tanjong merupakan bagian dari strategi revitalisasi kota. Beberapa titik strategis lainnya juga turut dibenahi, seperti kawasan Simpang Odah Etam, Bundaran Tuah Himba, dan area sekitar Museum Mulawarman.
“Di beberapa titik di Tenggarong akan dibuatkan ikon, salah satunya di depan Museum Mulawarman yakni Taman Tanjong yang sudah dibuka. Di Jalan Kartanegara juga akan ada Pasar Seni yang akan kita perbaiki,” kata Edi Damansyah dalam keterangannya pada Kamis (22/5/2024).
Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkab Kukar tengah merancang pembangunan jembatan ikonik yang akan menghubungkan dua kawasan strategis, yakni Jalan Kartini dan Jalan Monumen Barat, tepat di depan Masjid Agung Tenggarong. Infrastruktur ini diharapkan dapat memperluas ruang interaksi masyarakat dan menjadi titik temu bagi berbagai aktivitas.
“Kita bisa membuat agenda khusus agar titik-titik ini menjadi tempat berkumpul. Kalau banyak yang berkumpul, otomatis pelaku usaha juga punya ruang,” jelasnya.
Namun, Bupati Edi juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat, khususnya para pelaku usaha, dalam menjaga kebersihan dan estetika kawasan. Ia meminta agar seluruh elemen yang terlibat dapat bersinergi menjaga kenyamanan dan kerapian lingkungan di sekitar Taman Tanjong.
“Saya minta baik pengelola, masyarakat, dan pelaku usaha bekerja sama menjaga kenyamanan. Nanti kita siapkan tenda seragam, pedagang juga harus menjaga estetika dan ketertiban,” tegasnya.
Bupati juga menjelaskan bahwa meski geliat ekonomi di kawasan tersebut mulai hidup, Pemkab Kukar belum memberlakukan pungutan atau retribusi kepada para pelaku usaha. Hal ini dilakukan agar sektor ekonomi rakyat dapat tumbuh terlebih dahulu tanpa beban tambahan.
“Walau ada petugas kebersihan, tetap harus dibantu. Kita tunjukkan bahwa setelah aktivitas, kawasan tetap bersih,” tambahnya.
Lebih jauh, Edi berharap kawasan seperti Taman Tanjong dapat menjadi pusat kreativitas masyarakat sekaligus wadah promosi produk-produk lokal Kukar. Dengan pendekatan yang humanis dan partisipatif, ia meyakini bahwa penataan kota bisa berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan warga.
“Ruang publik seperti ini bukan hanya tempat santai, tapi juga ruang hidup yang mencerminkan kebersamaan. Kami ingin agar warga bangga dan ikut merawatnya,” tutupnya.
Taman Tanjong kini tidak hanya menjadi simbol estetika kota, tetapi juga simbol kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam menciptakan ruang publik yang nyaman, bersih, dan bermanfaat. (Adv/ Diskominfo Kukar)