
Ketahan Pangan Desa Ponoragan Lewat Sektor Budidaya Ikan Air Tawar.
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Di Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, ketahanan pangan tak sekadar jargon. Pemerintah desa setempat benar-benar menaruh perhatian besar terhadap sektor ini sebagai jalan utama membangun perekonomian warga. Sektor pertanian dan perikanan menjadi andalan, ditopang oleh keterlibatan penuh masyarakat dari berbagai kelompok usia dan peran.
Kepala Desa Ponoragan, Sarmin, mengungkapkan bahwa pembagian lahan desa telah diatur dengan jelas sesuai kebutuhan produktif masyarakat.
“Sekitar 60 persen lahan kita manfaatkan untuk perikanan, 30 persen untuk pertanian padi, dan 10 persen sisanya untuk hortikultura,” ungkap Sarmin saat ditemui pada Rabu (21/5/2025).
Dengan pembagian itu, aktivitas ekonomi di desa berjalan dinamis. Kolam-kolam ikan air tawar dikelola secara berkelompok, sedangkan lahan padi ditanam dengan sistem gotong royong. Hasilnya? Kebutuhan pangan sebagian besar bisa dipenuhi sendiri oleh warga desa.
Untuk memastikan program berjalan lancar, Pemdes membentuk dan membina kelompok tani serta kelompok nelayan. Mereka tak hanya bertugas menanam dan memanen, tapi juga menjadi agen utama dalam mengakses pelatihan dan bantuan dari instansi terkait.
Yang menarik, para ibu rumah tangga juga tidak tinggal diam. Lewat Kelompok Wanita Tani (KWT), mereka ikut ambil bagian dalam pengolahan hasil pertanian—mulai dari membuat makanan ringan hingga olahan hortikultura bernilai jual tinggi.
“Keterlibatan mereka sangat penting. Selain memperkuat ketahanan pangan, juga menambah pendapatan keluarga,” ujar Sarmin.
Namun, jalan menuju ketahanan pangan yang kuat tidak selalu mulus. Beberapa waktu lalu, banjir besar menghantam kawasan ini akibat hujan ekstrem. Kolam-kolam ikan milik warga rusak parah, dan kerugian pun tak bisa dihindari. Banyak indukan ikan mati, dan ribuan bibit hanyut.
Kondisi tersebut membuat Pemdes bergerak cepat. Koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pekerjaan Umum, hingga Dinas Lingkungan Hidup pun dilakukan untuk mencari solusi jangka panjang.
Sebagai bukti keseriusan, Desa Ponoragan bahkan mengalokasikan minimal 20 persen dari Dana Desa dan Alokasi Dana Desa khusus untuk program ketahanan pangan. Dari pengadaan bibit, pembangunan kolam, hingga pendampingan kelompok, semuanya dibiayai dari pos ini.
“Kalau hanya pemerintah desa yang bergerak, tidak cukup. Harus ada kerja sama semua pihak agar desa kita benar-benar kuat secara pangan dan ekonomi,” tutur Sarmin.
Dengan sinergi antara warga dan pemerintah desa, serta dukungan OPD terkait, Ponoragan berharap bisa menjadi desa percontohan dalam penguatan ketahanan pangan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakatnya. (Adv/Diskominfo Kukar)