
Seminar Nasional bertajuk "Deep Learning: Tantangan Pendidikan Masa Kini" pada Kamis, 15 Mei 2025.
Sambaranews.com, BALIKPAPAN – Komitmen memajukan pendidikan kesetaraan di era digital mendapat dukungan penuh dari DPRD Kota Balikpapan. Hal ini terlihat saat Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Wahyulloh Bandung, menghadiri Seminar Nasional bertajuk “Deep Learning: Tantangan Pendidikan Masa Kini” yang digelar ASTINA Balikpapan di Gedung Kesenian, Kamis (15/5/2025).
Seminar ini diselenggarakan oleh Asosiasi Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional (ASTINA) Kota Balikpapan dan menjadi ajang penting bagi para tutor, pegiat pendidikan alternatif, dan lembaga pelatihan dalam memahami teknologi pembelajaran terbaru.
Dalam sambutannya, Wahyulloh Bandung menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan ini. Ia menilai seminar ini sebagai langkah konkret dalam mengakselerasi pemanfaatan teknologi di sektor pendidikan non-formal.
“Kegiatan ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Pendidikan kesetaraan pun harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi agar tidak tertinggal,” ujarnya.
Menurut Wahyulloh, DPRD melihat potensi besar dalam penerapan teknologi deep learning yang memungkinkan proses pembelajaran dilakukan secara lebih personal dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan akses dan mutu pendidikan kesetaraan, khususnya bagi masyarakat yang tidak dapat mengikuti jalur formal.
Ia menambahkan bahwa peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memastikan pendidikan kesetaraan mendapat perhatian serius dalam kebijakan pembangunan sumber daya manusia.
“Seminar seperti ini harus dilihat sebagai bagian dari gerakan literasi digital yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tambah Wahyulloh.
Seminar menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, pakar teknologi, dan praktisi pendidikan, yang memaparkan penerapan artificial intelligence dan deep learning dalam kurikulum pembelajaran modern.
Kegiatan ini juga menjadi ruang bertukar gagasan antara tutor, mahasiswa, dan pemerhati pendidikan non-formal. Peserta aktif mengikuti sesi pemaparan dan diskusi panel yang berlangsung interaktif.
Wahyulloh berharap agar hasil seminar ini dapat diterjemahkan dalam program kerja yang konkret, baik di tingkat lembaga pendidikan maupun dalam kebijakan publik.
“Kami berharap, hasil dari seminar ini dapat menjadi bahan rujukan dalam menyusun program kerja yang lebih responsif terhadap perkembangan teknologi,” ungkapnya.
Dukungan DPRD Balikpapan terhadap ASTINA menandai sinergi antara lembaga legislatif dan komunitas pendidikan dalam membangun sistem pendidikan yang tangguh dan inklusif. (ADV/DPRD Balikpapan)