
Plt Sekretaris Camat Loa Kulu, Khairuddinata.
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kecamatan Loa Kulu mulai menggencarkan rencana besar menjadikan Desa Loh Sumber sebagai destinasi wisata terpadu. Berbasis sejarah, budaya, dan kekayaan pertanian, desa ini diharapkan menjadi kawasan wisata unggulan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Plt Sekretaris Camat Loa Kulu, Khairuddinata, mengatakan bahwa potensi Desa Loh Sumber sudah lama terlihat, namun baru belakangan mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah.
“Loh Sumber ini punya kekayaan lengkap. Ada alam, sejarah, pertanian, dan budaya. Tinggal bagaimana kita mengelolanya agar memberi manfaat bagi warga,” ujar Khairuddinata, Selasa (6/5/2025).
Menurutnya, lokasi-lokasi wisata alam seperti Mapan Tama mulai menarik perhatian pengunjung karena pemandangan yang indah dan suasana alami. Namun, lebih dari itu, kekuatan utama desa ini justru ada pada unsur sejarahnya yang unik.
Salah satu daya tarik sejarah adalah Situs Tugu Pembantaian Jepang, monumen yang menjadi saksi bisu kekejaman masa penjajahan. Situs ini telah menarik perhatian kolektor dan peneliti sejarah hingga ke luar Kalimantan.
Khairuddinata menyebut, hingga kini terdapat sekitar 53 situs sejarah yang telah dipetakan di Kecamatan Loa Kulu, dan sebagian besar terletak di wilayah Loh Sumber.
“Beberapa tahun lalu, wisatawan dari luar daerah datang dan sangat tertarik dengan cerita-cerita sejarah di sini. Ini membuktikan daya tariknya kuat,” imbuhnya.
Tak hanya sejarah, pertanian menjadi kekuatan ekonomi utama masyarakat. Pemerintah melihat peluang besar untuk mengembangkan agrowisata atau wisata edukatif berbasis pertanian. Para pengunjung nantinya bisa belajar langsung soal proses bercocok tanam, panen, dan pemanfaatan hasil pertanian.
“Wisata pertanian ini bisa jadi alternatif yang edukatif dan produktif. Warga juga bisa langsung terlibat sebagai pelaku utama,” tambah Khairuddinata.
Dari sisi budaya, tradisi seperti Sedekah Bumi masih dijaga dengan baik oleh warga. Tradisi ini menjadi simbol solidaritas dan syukur masyarakat atas hasil bumi, serta bisa dikemas menjadi atraksi budaya bagi wisatawan.
“Kami ingin tradisi seperti Sedekah Bumi tetap hidup dan dikenal luas, termasuk oleh para pengunjung,” katanya.
Pemerintah Kecamatan berharap seluruh pihak—baik warga, pelaku usaha, maupun instansi terkait—bisa bersatu dalam memajukan Desa Loh Sumber sebagai destinasi wisata.
“Kami yakin, jika dikelola bersama-sama, Desa Loh Sumber bisa jadi contoh desa wisata yang unggul di Kukar,” pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kukar)