
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar. *(adv/ist)
Sambaranews.com, BALIKPAPAN – Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, Yusri, menegaskan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar masih mampu menampung sampah kota, meskipun terjadi lonjakan volume sampah selama Ramadan. Ia optimistis kapasitas TPA masih cukup memadai, terutama karena luas lahan yang tersedia belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, jumlah sampah selama Ramadan diperkirakan meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa, terutama dari limbah rumah tangga dan pasar tradisional. Peningkatan ini dipicu oleh konsumsi makanan yang lebih tinggi dan banyaknya aktivitas berbuka puasa bersama di berbagai tempat.
Namun, Yusri meyakini bahwa kapasitas TPA Manggar masih dapat menampung tambahan volume sampah tersebut. Saat ini, dari total luas 40 hektare, baru sekitar 20 hektare yang digunakan sebagai area pembuangan sampah, sementara sisanya dimanfaatkan untuk penghijauan dan pengelolaan lingkungan.
“Penduduk Balikpapan masih berada dalam batas yang terkendali, sekitar 800 ribu jiwa. Selama jumlah penduduk belum mencapai angka 2 juta, kapasitas TPA Manggar masih cukup untuk menampung sampah kota,” ujar Yusri, Selasa (4/3/2025).
Ia menambahkan bahwa salah satu strategi untuk mengatasi lonjakan sampah adalah dengan meningkatkan pemilahan sampah dari sumbernya. DPRD mengapresiasi inisiatif pemkot dalam mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah organik, anorganik, dan limbah B3 agar jumlah sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi.
“Pemilahan sampah yang dilakukan sejak dari rumah tangga sangat membantu memperpanjang usia pakai TPA. Jika kesadaran masyarakat meningkat, maka tekanan terhadap tempat pembuangan akhir bisa dikurangi,” katanya.
Yusri juga menyoroti pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ia mengajak warga untuk mengganti plastik dengan bahan ramah lingkungan, terutama dalam aktivitas sehari-hari selama Ramadan.
Selain itu, DPRD Balikpapan mendorong pemerintah untuk mulai mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang lebih modern. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah pengolahan sampah menjadi sumber energi alternatif, seperti biogas atau bahan bakar RDF (Refuse-Derived Fuel).
“Dengan pengelolaan yang lebih baik, sampah yang masuk ke TPA bisa dikurangi, bahkan bisa dimanfaatkan untuk energi listrik atau bahan bakar. Ini solusi jangka panjang yang perlu segera dikaji,” tambahnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Yusri yakin bahwa pengelolaan sampah di Balikpapan akan semakin baik. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan selama Ramadan.
“Jika kita bersama-sama berkomitmen mengelola sampah dengan lebih baik, Balikpapan bisa menjadi kota yang lebih bersih, hijau, dan nyaman untuk semua warganya,” pungkasnya.
Dengan optimisme ini, DPRD berharap Ramadan tahun ini bisa menjadi momentum bagi warga Balikpapan untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berkontribusi dalam menciptakan kota yang bebas dari permasalahan sampah. (Yud/ADV/DPRD Balikpapan)