
Neni dan Agus melakukan penghormatan pada pelantikan di Istana Negara Jakarta, Kamis (20/2). (ist)
Catatan Rizal Effendi
Tiga tokoh wanita yang terpilih sebagai kepala daerah di Kaltim, baru seorang yang bisa dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/2). Dia adalah Neni Moerniaeni (64), yang dilantik menjadi Wali Kota Bontang 2025-2030. Dia didampingi Agus Haris (53) sebagai Wakil Wali Kota. Sebelumnya, Agus adalah Wakil Ketua DPRD Bontang dari Partai Gerindra (2019-2024).
Dua tokoh wanita lainnya, yaitu Sri Juniarsih, pemenang sementara Pilbup Berau, dan Owena Mayang Shari Belawan, pemenang sementara Pilbup Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Neni memang tokoh wanita perkasa. Dia adalah dokter obstetri dan ginekologi (Sp.OG) atau dokter kandungan yang terjun ke politik mengikuti jejak suaminya, dr. Andi Sofyan Hasdam, Sp.S.
Sofyan sempat menjadi Wali Kota Bontang (2006-2011), lalu digantikan Adi Darma. Kemudian, Neni maju dan berhasil mengalahkan Adi. Dia menjadi Wali Kota Bontang pada 2016. Lima tahun kemudian, Neni digeser oleh Basri Rase. Namun, pada Pilbup 2024, Neni revanche. Dia kembali terpilih, mengalahkan dua pasangan lainnya, termasuk Basri Rase.
Selain menjadi bupati, Neni sempat menjadi anggota DPR RI Dapil Kaltim pada 2014, mengalahkan Hetifah, yang sekarang menjadi Ketua Komisi X. Mereka sama-sama dari Partai Golkar. Namun, dia mundur dan digantikan oleh Hetifah karena maju di Pilwali Bontang.
Neni bersama suaminya memang hebat. Mereka adalah keluarga dokter sekaligus keluarga politik. Sofyan adalah dokter spesialis saraf. Selain pernah menjadi Wali Kota Bontang, saat ini dia duduk sebagai anggota DPD RI. Sempat juga berpasangan dengan saya sebagai calon Gubernur Kaltim 2018-2023.
Putra mereka yang juga dokter, Andi Satya Saputra, duduk sebagai anggota DPRD Kaltim. Sedangkan kakaknya, Andi Faizal Sofyan, menjadi Ketua DPRD Bontang. Neni juga sempat menjadi Ketua DPRD Bontang (2010-2014).
Saya bersama Neni sempat menjadi pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di bawah kepemimpinan Airin Rachmi Diany. Neni memang lincah dan cerdas. Dia juga jago menyanyi. Mau yang aliran romantis, dangdut, apalagi rock, dia siap.
Selain mengalahkan Basri Rase, Neni juga mengalahkan Hj. Najirah, SE, yang maju membawa nama besar suaminya, Adi Darma. Najirah menjadi Wakil Wali Kota Bontang (2021-2024) mendampingi Basri Rase. Tadinya, suaminya yang maju. Di tengah jalan, Adi meninggal dunia akibat serangan Covid-19, sehingga Najirah didaulat untuk menggantikannya.
Sayangnya, pada Pilwali 2024, Basri-Najirah pecah kongsi. Mereka tampil dengan pasangan baru. Basri dengan Chusnul Dhihin dan Najirah dengan Muhammad Aswar. Keduanya kalah telak dari Neni-Agus dalam perolehan suara. Karena itu, kedua pasangan ini legowo menerima kekalahan, sehingga tidak ada gugatan sampai ke MK.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2020 yang dilaporkan pada 29 Januari 2021, total harta kekayaan Neni tercatat Rp8,8 miliar atau tepatnya Rp8.838.979.367. Sebagian besar bersumber dari tanah dan bangunan sebesar Rp7,9 miliar. Selebihnya dari alat transportasi, harta bergerak lainnya, serta kas dan setara kas. Sedangkan harta kekayaan Agus tercatat Rp562,8 juta atau tepatnya Rp562.802.000.
Hanya Miliki 139 Juta
Sementara itu, Sri Juniarsih-Gamalis adalah pasangan petahana. Mereka adalah Bupati dan Wakil Bupati Berau 2021-2024 yang kembali menang dalam Pilbup 2024. Namun, satu-satunya lawan mereka, pasangan Madri Pani-Agus Wahyudi, melakukan gugatan ke MK.
Sri Juniarsih (49) maju dalam Pilbup 2020 menggantikan suaminya, Muharram, yang meninggal dunia akibat serangan Covid-19. Muharram adalah Bupati ke-9 Berau masa bakti 2016-2020.
Pilbup Berau 2024 memang seru. Selisih perolehan suara dari kedua pasangan sangat tipis. Sri-Gamalis memperoleh 65.590 suara, sedangkan lawannya, Madri-Agus, memperoleh 64.894 suara. Jadi, hanya selisih 696 suara.
Dalam putusan dismissal, hakim MK bisa menerima alasan gugatan itu, sehingga dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi dan alat bukti. Siapa yang akhirnya memenangi Pilbup Berau, kita tunggu putusan MK yang rencananya dibacakan pada Senin, 24 Februari ini.
Total harta kekayaan Sri Juniarsih dalam LHKPN 2023 yang dilaporkan pada 4 Januari 2024 tercatat Rp28,3 miliar atau tepatnya Rp28.391.412.636. Bagian terbesar berasal dari tanah dan bangunan senilai sekitar Rp27,3 miliar. Sisanya berasal dari alat transportasi, harta bergerak lainnya, serta kas dan setara kas.
Soal kemenangan yang masih tergantung juga dialami Owena Mayang Shari Belawan (27). Dia adalah calon Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) yang berpasangan dengan Stanislaus Liah (MaNis). Mereka didukung PAN, PKB, dan Demokrat. Mereka meraih 9.930 suara, mengalahkan dua pasangan calon lainnya, yaitu Novita Bulan-Artya Fathra (Prima) yang mendapat 8.319 suara dan Yohanes Avun-Juan Jenau (Permata) yang memperoleh 3.850 suara.
Tak terima dengan kekalahannya, Prima melakukan gugatan ke MK. Alasannya, Bupati aktif, Dr. Bonifasius Belawan Geh, SH, ME, ikut terlibat untuk memenangkan putrinya itu. Putusan dismissal diterima, sehingga hakim MK melanjutkan dengan pemeriksaan saksi dan alat bukti lainnya.
Kapan hasil putusan akhir MK diketahui, masih kita tunggu. Bisa jadi dalam beberapa hari ke depan.
Mengutip pemberitaan Tribunnewsmaker.com, harta kekayaan Owena Mayang yang mereka akses dari laporan LHKPN di laman https://elhkpn.kpk.go.id/ tercatat sangat kecil, yaitu hanya Rp138 juta atau tepatnya Rp138.054.870.
Sayangnya, tidak ada rinciannya, mengapa jumlahnya sekecil itu. Owena Mayang Shari adalah putri Bupati Mahulu sebelumnya, Bonifasius Belawan Geh. Sang ayah dalam LHKPN terakhir tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp25,6 miliar atau tepatnya Rp25.607.725.284.
Jika Owena memenangi gugatan di MK, maka dia akan menjadi kepala daerah termuda, tercantik, dan termiskin di Kaltim. Dia asli keturunan suku Dayak dari Mahulu. SD dan SMP-nya di Samarinda, tetapi SMA-nya di Surakarta, dan S1-nya di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Dia meraih gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak). Luar biasa. (*)