
Rido doly Kristian, S.H, S.I.K, M.A.P . *(ist)
Oleh : Rido doly Kristian, S.H, S.I.K, M.A.P
Akhir akhirini banyak sekali kita temukan berita dimana anak anak remaja bahkan yang masih dibawah umur menjadi pelaku kejahatan, berdasarkan data yang di peroleh dari situs KPAI bahwa kejahatan yang dilakukan remaja dibawah umur beragam mulai dari Tawuran yang menggunakan senjata tajam, Bahkan menyebapkan orang meninggal dunia, Pemerkosaan, Narkotika, Perundungan, Pencurian / Begal.
Yang menjadi pertanyaan besar mengapa Delik kejahatan yang di lakukan oleh anak remaja ini semakin marak? Bahkan sudah dilakukan penindakan oleh petugas kepolisian namun seakan hal tersebut tidak memberikan efek jera bagi pelaku lainnya
Dan apakah perlu strategi yang terbarukan untuk mengatasi juvenile delinquency ( kejahatan dengan pelaku remaja)
Tumpukan pertanyaan tersebut semakin mengemuka dimasyarakat sebagai reaksi atas kenakalan remaja yang terbilang sangat memprihatinkan.
Fenomena kenakalan Remaja yang ditunjukkan bukan level biasa, tapi juga sudah mengganggu ketertiban masyarakat, menjurus pada kriminalitas dan bahkan mengancam keselamatan mereka sendiri dan orang lain.
Lalu bagaimana kita merespon Fenomena kenakanan Remaja ini
Lalu apa saja Penyebap berkembangnya kenakalan remaja? dikutip dari artikel WHO tentang Remaja, Masa Remaja ini merupakan tahap perkembangan manusia merupakan Tahap yang unik dan penting dimana pencarian jati diri berada di Fase ini, Remaja mengalami pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial yang pesat yang di pengaruhi lingkungan Sosial dan Juga perkembangan Tehnologi Informasi di era Perkembangan tehnologi di Sociaty 5.0.
Terkadang perkembangan tehnologi Informasi dan internet dan media sosial membawa dampak negatif selain dampak positifnya, Media sosial banyak digunakan oleh generasi remaja sekarang ini untuk menunjukkan eksistensi diri dalam pencarian jati diri mereka, Salah satu yang sering di jumpai adalah mereka mengupload kegiatan tawuran atau kekerasan terhadap kelompok remaja lain hanya untuk menunjukkan eksistensi mereka.
Atau ada juga remaja yang menjadi pelaku kejahatan pemerkosaan yang melakukan pemerkosaan karna terpapar pornografi di media sosial yang kemudian berujung pada pemerkosaan dan pembunuhan terhadap korban anak yang juga masih dibawah umur.
Lemahnya peran pranata sosial seperti orang tua,keluarga, Lingkungan, sekolah dalam mengedukasi dan mengawasi remaja dan anak anak Ditambah lagi pergaulan yang tidak sehat dilingkungan remaja memperbesar peluang remaja terpapar kejahatan.
Sudah saatnya anak anak dilindungi dari hal hal negatif yang timbul di ruang digital atau media sosial yang dapat menjadi faktor katalisator remaja dan anak terpapar kejahatan. Negata harus mampu membuat regulasi untuk melindungi anak anak dari pengaruh negatif yang tumbuh di ruang digital, Hal ini juga harus diikuti oleh adanya pendidikan pengawasan ruang digital kepada orang Tua , dan sekolah sehingga pranata sosial ini dapat menjalankan perannya dalam melindungi Remaja dari pengaruh negatif perkembangan tehnologi informasi, Mungkin pemerintah dapat mempertimbangkan batasan waktu penggunaan akun media sosial oleh anak anak dibawah umur.
Demikian juga di Ruang Nyata negara harus hadir bersama masyarakat dalam upaya mengeleminasi faktor faktor katalisator yang mendorong remaja terpapar kejahatan, membangun lingkungan yang tangguh untuk mencegah remaja dan anak terlibat kejahatan baik sebagai pelaku maupun korban.
Ada beberapa Strategi yang dapat dilakukan dalam mencegah juvenile delinquency ( kejahatan dengan pelaku anak dan remaja)
Antara lain
1. Enviromental Approach ( Pendekatan pencegahan kejahatan dengan Desain lingkungan)
Dengan adanya desain lingkungan yang memiliki daya cegah terhadap kejahatan maka hal tersebut dapat menghindarkan anak anak sebagai pelaku kejahatan atau pun menjadi korban kejahatan, sebagai contoh mengaktifkan kembali ronda malam yang melibatkan orang tua dan perangkat desa di tempat tempat rawan tawuran dapat menekan peluang remaja melakukan tawuran, melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan anak anak sekolah ketika memasuki lingkungan sekolah oleh sekuriti sekolah dapat mencegah remaja membawa barang barang terlarang, Peran orang tua dirumah membatasi anak remaja keluar malam sampai larut malam juga dapat mencegah anak menjadi korban atau pelaku kejahatan, Mengadakan kegiatan kegiatan positif sehingga anak dan remaja menghabiskan waktu kosong untuk hal hal yang positif sebagai contoh mengaktifkan kembali karang taruna.
*2. Social Approach ( Pendekatan Sosial ) *
Pendekatan ini dilakukan dengan mencari akar penyebap kejahatan dan menemukan solusi nya dengan melibatkan pranata sosial yang ada mulai dari pranata sosial keluarga, sekolah, Lingkungan, dan juga melakukan upaya upaya untuk demotivasi pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya dengan mengembangkan berbagai bentuk model community development
3. Criminal Justice approach ( Pendekatan dengan penegakan Hukum)
Pendekatan dengan penegakan hukum dan segala upaya pencegahan kejahatan dengan melibatkan aparat penegak hukum juga merupakan sarana untuk dapat menekan pengulangan tindak pidana yang di lakukan oleh remaja, Penegakan hukum diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap pelaku kejahatan, pemerintah harus mengembangkan konsep penegakan hukum tang dapat memberikan efek jera / Deterrent effect terhadap remaja yang menjadi pelaku kejahatan namun tetap harus mampu menjaga hak hak anak yang berhadapan dengan hukum.
4. Tehnological Approach ( Pendekatan tehnologi)
Dengan berkembangnya tenologi informasi maka konsep pencegahan kejahatan dengan menggunakan pendekatan tehnologi juga dapat dilakukan pemasangan CCTV pada areal rawan kejahatan juga dapat membuat demotivasi pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan karna takut tertangkap.
Pemanfaatan media sosial untuk edukasi anti kekerasan dan tawuran juga dapat dilakukan, patroli Cyber oleh kepolisian untuk menindak konten konten yang melanggar hukum terutama yang berdapak pada perkembangan remaja adalah sesuatu yang sangat baik untuk memberikan efek jera terhadap pelaku penyebaran konten kekerasan, Pornografi dan ujaran kebencian dan memberikan dampak nyata terhadap pemblokiran akun akun media sosial yang menyebarkan hal hal yang melanggar hukum dan dapat merusak moral remaja.