
Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman. *(adv/ist)
Sambaranews.com, BALIKPAPAN – Dalam upaya mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui diversifikasi pariwisata, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Taufik Qul Rahman, mengajak agar potensi wisata di Balikpapan Barat dikembangkan lebih optimal. Menurut Taufik, selama ini destinasi wisata di Balikpapan lebih banyak dikenal karena kawasan pantainya, seperti Pantai Manggar, sementara daerah lain dengan potensi menarik, seperti Balikpapan Barat, belum mendapatkan perhatian yang memadai.
Dalam kunjungan lapangan ke wilayah Balikpapan Barat, Taufik menyoroti beberapa destinasi unggulan. Salah satunya adalah hutan mangrove di Kelurahan Margomulyo, yang memiliki daya tarik ekowisata tersendiri dengan keanekaragaman hayati yang unik. Selain itu, sektor wisata kuliner dan edukasi juga patut dikembangkan, misalnya melalui pabrik tahu tempe yang sudah dikenal luas. Konsep ini diharapkan mampu menyajikan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan secara visual, tetapi juga edukatif, dengan mengenalkan proses produksi makanan khas Balikpapan.
Taufik mengungkapkan bahwa pemerintah kota seharusnya mengalokasikan anggaran sekitar Rp20-30 miliar untuk pengembangan sektor wisata di Balikpapan Barat. Ia meyakini bahwa investasi yang tepat pada sektor pariwisata akan berdampak signifikan terhadap peningkatan PAD dan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
“Jika infrastruktur dan pengelolaan wisata ditingkatkan, Balikpapan Barat bisa menjadi destinasi unggulan yang memberikan manfaat ekonomi besar,” terang Taufik kepada wartawan, Jumat (31/1/2025).
Ia juga mengkritisi bahwa perhatian pemerintah selama ini lebih difokuskan pada pembangunan fisik, seperti perbaikan jalan dan gedung, sehingga fasilitas pendukung wisata masih kurang optimal. Menurutnya, pemerintah perlu mengalokasikan dana untuk membangun fasilitas seperti tempat parkir, sistem tiket masuk, serta fasilitas kuliner yang nyaman agar wisatawan merasa lebih terlayani. Promosi yang lebih agresif juga sangat diperlukan untuk meningkatkan popularitas destinasi wisata di Balikpapan Barat.
Taufik mendorong adanya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha lokal dalam membangun ekosistem wisata yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang erat, pengembangan sektor pariwisata di Balikpapan Barat tidak hanya akan meningkatkan PAD, tetapi juga membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ia berharap pemerintah segera menyusun strategi konkret agar Balikpapan dapat dikenal sebagai kota dengan ragam destinasi wisata, tidak hanya pantai, melainkan juga wisata edukasi dan ekowisata yang menarik.
“Jika ini dikelola dengan baik, Balikpapan bisa menjadi destinasi wisata yang lebih lengkap dan menarik bagi wisatawan dari berbagai daerah,” pungkasnya. (Yud/ADV/DPRD Balikpapan)