
Longsor di Desa Purwajaya. *(ist)
Sambaranews.com, KUTAI KARTANEGARA – Bencana tanah longsor kembali melanda Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), mengakibatkan 45 warga terpaksa mengungsi.
Peristiwa ini terjadi di Kilometer 10, RT 1, Dusun Mekar Beringin, yang sebelumnya juga mengalami kejadian serupa. Sebanyak 8 rumah milik 11 Kepala Keluarga (KK) mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah yang terus terjadi sejak Juni 2024, dengan puncaknya pada 26 Januari 2025 lalu.
Menurut Kepala Desa Purwajaya, Adi Sucipto, longsor kali ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak Desember 2024.
“Longsor sudah mulai terjadi sejak Juni tahun lalu, tapi yang paling parah terjadi pada 26 Januari 2025, saat tanah mulai bergeser pada malam hari,” jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (31/1/2025).
Melihat kondisi yang semakin membahayakan, pihak desa telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kukar.
Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah memanfaatkan tanah desa sebagai lahan relokasi, meskipun masih menunggu keputusan resmi apakah tanah tersebut bisa digunakan.
“Kami berharap bisa menggunakan tanah desa sebagai lokasi baru untuk warga terdampak. Namun, masih harus menunggu kepastian apakah tanah itu layak untuk hunian,” kata Adi Sucipto.
Selain itu, pihak desa juga telah mengajukan permohonan bantuan kepada PT Insani, perusahaan yang beroperasi di sekitar lokasi bencana. Namun, hingga saat ini, hasilnya masih belum jelas karena keterbatasan lahan yang bisa digunakan.
Sambil menunggu kepastian relokasi, pemerintah kecamatan berinisiatif membantu warga dengan menyewa rumah sementara dan menanggung biaya sewa selama dua bulan.
“Kami memahami kondisi warga yang kehilangan tempat tinggal. Untuk sementara, kami membantu mereka mendapatkan tempat tinggal yang lebih aman dengan menyewa rumah selama dua bulan,” ujar Adi Sucipto.
Kerugian akibat longsor ini diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Longsor yang terjadi di Desa Purwajaya bukanlah yang pertama kali. Menurut warga setempat, tanah di lokasi tersebut sudah mengalami pergerakan sejak beberapa tahun terakhir.
“Ini sudah kejadian ketiga kalinya. Jika warga tetap bertahan di lokasi ini, risikonya sangat besar. Kami khawatir suatu saat bisa terjadi korban jiwa,” tambah Adi Sucipto.
Pemerintah desa bersama pihak terkait kini terus mencari solusi terbaik agar warga bisa segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan deras, warga di sekitar kawasan rawan longsor diimbau untuk tetap waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah. (ari/nr)