
Plt Kepala Disperindag Kukar, Sayid Fathullah. *(adv)
Sambaranews.com, TENGGARONG – Proyek pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah di Desa Kelekat, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menjadi tonggak baru untuk mendukung ketahanan ekonomi dan pangan di daerah. Dengan konstruksi yang hampir rampung, pabrik ini diperkirakan akan segera beroperasi pada tahun 2025. Pabrik ini diyakini akan mengurangi ketergantungan pasokan minyak goreng dari luar daerah dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fathullah, menuturkan bahwa pabrik ini merupakan solusi untuk pemenuhan kebutuhan minyak goreng lokal. “Dengan potensi kelapa sawit yang melimpah di Kukar, pabrik ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah dan menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Sayid.
Pabrik ini direncanakan dapat memproduksi minyak goreng dengan kapasitas yang cukup besar, sesuai dengan kebutuhan lokal yang hanya sekitar 7 ribu ton. Proyek ini juga berpotensi untuk menciptakan peluang ekspor ke luar negeri, mengingat pasokan kelapa sawit di Kukar mencapai lebih dari 3 juta ton per tahun.
Selain itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Industri, Arbain, menjelaskan bahwa pabrik ini juga bertujuan untuk memberikan manfaat langsung bagi petani kelapa sawit lokal. “Petani kelapa sawit akan mendapatkan harga yang lebih baik dan akses pasar yang lebih luas melalui pabrik ini,” katanya.
Dengan dana sebesar Rp 8 miliar dari pemerintah pusat, proyek ini akan meningkatkan perekonomian lokal dan ketahanan pangan di Kukar. “Pembangunan pabrik ini adalah langkah besar untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan luar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian kelapa sawit,” tambah Sayid. (*)
(adv)