
Fathul Alamin. *(adv)
Sambaranews.com, Kukar – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini tengah berusaha menembus pasar ekspor internasional. Berbagai program yang diluncurkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Kukar membantu mereka untuk mengakses pasar global. Namun, meski potensi pasar internasional sangat menjanjikan, sejumlah tantangan teknis, khususnya terkait dengan sertifikasi dan kapasitas produksi, tetap menjadi hambatan besar.
Diskop UKM Kukar berkomitmen untuk mendorong pelaku UMKM agar memenuhi standar yang diperlukan dalam ekspor, yang sering kali lebih ketat dibandingkan dengan pasar lokal. Salah satu strategi yang dijalankan adalah melalui program bisnis matching, di mana pelaku UMKM lokal dipertemukan dengan eksportir yang berpengalaman. Tujuannya agar pelaku UMKM dapat mengenal lebih jauh mekanisme ekspor dan memahami kualitas produk yang dibutuhkan di pasar internasional.
Fathul Alamin, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Diskop UKM Kukar, mengungkapkan bahwa salah satu kendala terbesar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah perbedaan standar sertifikasi yang diperlukan untuk pasar luar negeri.
“Standar sertifikasi di luar negeri jauh lebih ketat dibandingkan di Indonesia. Selain sertifikat halal atau izin usaha, mereka meminta sertifikasi internasional seperti ISO dan BPOM,” jelas Fathul dalam wawancaranya.
Selain masalah sertifikasi, kapasitas produksi juga menjadi kendala utama, khususnya bagi UMKM yang mendapat permintaan ekspor dalam jumlah besar. Sebagai contoh, di Desa Anggana, beberapa UMKM sambal botol kesulitan memenuhi pesanan 1.500 botol dalam dua minggu.
“Permintaan besar seperti ini memerlukan pengelolaan produksi yang efisien, dan banyak pelaku UMKM yang belum memiliki kapasitas produksi yang memadai,” tambah Fathul.
Untuk membantu mengatasi tantangan-tantangan ini, Diskop UKM Kukar menyediakan berbagai fasilitas, seperti peralatan produksi yang lebih canggih dan pendampingan intensif bagi pelaku UMKM. Fasilitas ini bertujuan agar produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan kuantitas yang diperlukan di pasar internasional.
Diskop UKM Kukar juga berfokus pada pengembangan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pelaku UMKM dalam menghadapi tantangan ekspor. Pelatihan-pelatihan ini mencakup berbagai topik, mulai dari manajemen usaha, pemasaran digital, hingga teknik produksi yang lebih efisien.
“Kami juga selektif dalam memilih pelaku UMKM yang akan mengikuti program dari Kementerian dan Pemerintah Provinsi, sehingga mereka bisa langsung berinteraksi dengan calon pembeli internasional,” ujar Fathul.
Dengan berbagai upaya ini, Diskop UKM Kukar berharap dapat membuka lebih banyak peluang bagi UMKM lokal untuk bersaing di pasar global. Dukungan pemerintah dalam bentuk pelatihan, fasilitasi sertifikasi, dan peningkatan kapasitas produksi diharapkan dapat menjawab berbagai kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM.
(adv)